Keluhan ini kerap terdengar dari setiap orang, terutama bagi mereka yang memiliki banyak aktivitas di luar rumah. Mulai dari pekerjaan mengangkat benda berat atau kegiatan yang harus membungkuk dan memutar tubuh.

Tidak hanya itu, saraf terjepit kerap dialami bagi mereka yang yang sering, duduk lama dengan postur yang salah. Bahkan bagi yang sedang obesitas.

Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah saraf terjepit ini? Masalah ini kerap dianggap sepele. Namun, kalau selalu disepelekan dan diabaikan begitu saja, bisa berakibat fatal. Saraf terjepit kalau diremehkan bisa membuat para penderita mengalami kerusakan saraf secara permanen.

Masalah ini kerap dikeluhkan pasien kepada dokter spesialis saraf. dr. Irca Ahyar, Sp N, DFIDN mengatakan, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang mengalami saraf kejepit. Salah satunya Herniated Nucleus Pulposus (HNP), yaitu suatu kondisi ketika bantalan lunak di antara ruas-ruas tulang belakang mengalami penekanan sehingga bantalan lunak tersebut pecah dan luruh. Hal itu mengakibatkan penekanan saraf.

“Biasanya seseorang yang mengalami saraf kejepit tidak hanya berupa rasa nyeri saja di beberapa bagian tubuh, tetapi ada beberapa keluhan lain yang dirasakan,' jelas dr. Irca Ahyar, Sp N, DFIDN kepada JawaPos.com, Sabtu (22/7). Seperti mati rasa atau berkurangnya sensasi di area yang dilalui oleh saraf. Lalu bisa merasa nyeri yang tajam atau seperti rasa terbakar, kesemutan, otot terasa lemah, serta kaki dan tangan sering kali sulit digerakkan.

Dalam menangani saraf kejepit, ada berbagai pilihan pengobatan yang tentunya disesuaikan dengan kondisi pasien. “Pemeriksaan pada saraf kejepit diawali dengan konsultasi dan pemeriksaan tulang belakang dengan CT Scan atau MRI untuk melihat lokasi dan seberapa parah kondisi saraf kejepit. Setelah itu dokter spesialis saraf akan merencanakan pengobatan yang perlu dilakukan pasien,” kata dokter yang berpraktik di DRI Clinic itu.

Menurut dr. Irca, DRI Clinic memiliki program pengobatan saraf kejepit yang mengedepankan terapi non-invasive sebagai salah satu pilihan penanganan saraf kejepit yang ditunjang dengan alat yang mendukung. Contohnya, Terapi Spinal Decompression. Alat ini berfungsi meregangkan tulang belakang dan mengurangi tekanan pada bantalan tulang belakang.

Dokter yang menjadi salah satu Medical Assistance pada ASIAN GAMES 2018 itu menegaskan, tindakan operasi pada penanganan saraf kejepit dan masalah tulang belakang lainnya terbukti bukanlah satu-satunya solusi pada kondisi ini. Dengan dukungan Terapi Spinal Decompression dan kolaborasi antara dokter spesialis saraf dan dokter spesialis kedokteran olahraga, serta tim terapis yang kompeten dapat menjadi pilihan pengobatan yang nyaman. Tindakan itu tanpa pembedahan, pembiusan, dan jarum suntik.

Sumber : Jawa Pos Link: https://www.jawapos.com/kesehatan/011797467/terapi-saraf-kejepit-tanpa-operasi